Tidak Hanya Swasta Tiongkok, Sejumlah Startup AS Juga Jiplak Kesuksesan SpaceX Gunakan SDM Pecatan

Tidak hanya swasta seperti LinkSpace roket Hiperbole-2 dll, ternyata sejumlah startup AS juga mulai menjiplak kesuksesan SpaceX di bidang antariksa.

Uniknya banyak di antaranya secara terang-terangan merekrut SDM SpaceX yang sudah dipecat atau keluar.

Sebagaimana diketahui SpaceX pada awalnya menawarkan biaya peluncuran roket yang murah dan pro pada nano satelit dengan roket Falcon-1 nya.

Namun setelah sukses membawa satelit Malaysia ke orbitnya, roket ini langsung digantikan dengan Falcon-9 yang lebih besar.

RocketLab kini mengambil alih pasar tersebut dan mendirikan pusat peluncuran di Selandia Baru walau tetap berstatus sebagai perusahaan AS.

Belakangan RocketLab juga merancang Neutron, roket besar yang menjaid kompetitor Falcon-9.

Pemain berikutnya adalah Astra yang fokis mendaur ulang roket ICBM AS yang usang dan menjadikannya menjadi peluncur satelit mikro. Mereka mendirikan peluncuran di Alaska dan sudah mendapat kontrak dari NASA untuk mengirim ratusan satelit mikro ke bulan.

Cara Relativity Space lebih unik lagi. Mereka merancang roket Terran-1 yang sangat mirip Falcon-9 termasuk kemampuan 'reusabilitas' nya.

Bahkan tingkat kedua Terran-1 juga akan dirancang dapat kembali ke bumi sehingga dapat digunakan kembali 100 persen.

Merek merekrut SDM pecatan SpaceX dan mendirikan pablik di Kalifornia.

SpaceX diperkirakan akan menggantikan Falcon-9 dengan Starship yan lebih besar dan berkemampuan seperti roket Saturn.

Hal ini membuat NASA dan pemerintah AS mulai 'menjaga jarak' dari SpaceX dan diisukan akan meninjau ulang kontrak misi ke Bulan menggunakan Starship Lunar.

Hal itu karena SpaceX dinilai terlalu fokus dengan rencana intelnya menjelajahi Mars dan sehingga kurang memberi peehatian yang banyak menyukseskan misi NASA ke bulan.

Sementara itu SpaceX juga dinilai teelalu dianaktirikan oleh NASA dan pemeeintah karena hanya memberi kontrak recehan ke SpaceX dibandingkan BlueOrigin, Dynetic dll.

Apa yang dialami SpaceX ini juga dialami oleh Boeing dan Lockheed Martin yang juga mempunyai misi ke Mars dan Bulan.

Namun karena dua raksasa industri alutsista AS tersebut juga menggarap produk pertahanan udara, laut dan darat sehingga sering tak diberi kontrak oelh NASA. Hanya saja divisi antariksanya membentuk holding dengan pemain baru seperti BlueOrigin untuk menggarap proyek NASA, sebagaimana juga ULA.








Post a Comment

0 Comments